care to visit my other blog?

care to visit my other blog?
my studies, thoughts, and ideas in English Language Learning

Thursday, April 12, 2012

Wanted......for a reason.

Ini tulisan rada iseng, rada narsis, tapi semoga bisa diambil intisarinya....who knows? :)


Pernah merasakan di minta mengajar kembali oleh murid (-murid)?
Saya sudah sering sekali. Dulu sewaktu mengajar di sebuah bank swasta di kawasan Bintaro, satu kelas kompak minta diajar oleh saya lagi di term berikutnya, padahal sudah ditawarkan pengajar native, tetap saja.
Lalu mahasiswa saya di sebuah perguruan tinggi di Pamulang, sampai sekarang masih menanyakan apakah bisa mengajar mereka lagi.
Dan juga, para mahasiswa saya di sebuah perguruan tinggi di Jakarta Barat, paling minim sudah dua grup yang meminta saya mengajar mereka lagi.
Dan salah satu satu kelas privat saya, seorang karyawan yang sibuk dan baru saja mendapat pekerjaan yang lebih keren, gak mau diajar oleh orang lain selain saya.

Alhamdulillah.

Tapi tidak selalu begitu kejadiannya.

Kadang saya juga ngajar suatu kelas biasa-biasa aja, gak ada yang istimewa.

No chemistry.


Tapi kasus seperti yang saya ceritakan di atas terjadi hanya bila saya mengajar dengan hati. Fokus. Tidak terganggu oleh hal-hal lain saat di kelas. Saat saya betul-betul memikirkan keberhasilan tiap-tiap orang yang saya ajar....saat saya mengingat amanah yang ditipkan pada saya...

dan....

juga hanya terjadi bila mereka yang saja ajar tersebut, juga benar-benar belajar dengan hati. Fokus. Tidak terganggu oleh hal-hal lain saat di kelas. Saat mereka betul-betul berusaha menarik manfaat dari apa yang saya ajarkan.

"Apa yang kita terima akan habis, tetapi apa yang kita berikan akan abadi."

I love you all. 

Tuesday, March 6, 2012

I love my life, I love you all.

Bersyukur.
Sudahkah kita merasakan syukur, setiap detik, di setiap hembusan napas kita.

Aku sedang belajar bersyukur. Sebuah proses panjang, yang terus-menerus diuji.
Tapi aku telah belajar bahwa mensyukuri nikmat Allah itu adalah dengan mencintai segala sesuatu di sekitar kita. Yang satu ini juga diujiiii terus.

Aku belajar mencintai orang-orang di sekitarku apa adanya. Gak gampang. Karena kita punya kecenderungan menilai orang lain menurut standar-standar tertentu.

Kita mungkin beranggapan si A kurang gaul, si B kurang ibadah, si C kurang pintar. Ooops, apakah kita sudah demikian kenal mereka?

Bersyukurlah, bertemu dengan beragam jenis manusia akan memperkaya batin kita, memperkuat mental kita, dan ternyata juga bisa membuat kita lebih penyayang, mudah berempati, dan merasakan cinta setiap saat.

I love u all. (and I am also still trying :)) . Thank You, Allah.

Tuesday, February 7, 2012

Jangan sampai bertambah jumlahnya orang yang seperti ini.

Astaghfirullah. Mengemis dijadikan profesi. Dan yang bersangkutan menganggapnya pekerjaan halal. Aku himbau semua sobatku untuk menyalurkan zakat, infaq, dan shodaqoh ke lembaga yang amanah, yang insya allah menyalurkannya untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bukan untuk membagun 'enterprise' serupa cerita berikut ini. Astaghfirullah.

http://www.fimadani.com/pengemis-terkaya-di-indonesia-mampu-beli-mobil/

Saturday, November 26, 2011

Jadilah wanita yang berdaya!

Hmm...masih ingat gak jaman kita kecil dulu..dongeng-dongeng favorit kita adalah Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty dan semacamnya. Disadari atau tidak dongeng-dongeng tersebut memberikan gambaran pada kita tentang sosok wanita yang 'tidak berdaya', yang keberlangsungan hidupnya ditentukan oleh seorang pria yang gagah perkasa serta kaya raya, dan tampaknya jelas-jelas baik hati dan tidak sombong hehehe.

Padahal di dunia nyata, apalagi jaman sekarang, wanita betu-betul dituntut untuk 'berdaya'. Jelas sudah banyak contoh wanita 'berdaya' di sekitar kita, yaitu, yang menurut pemahaman saya pribadi, adalah wanita-wanita tangguh dan mandiri. Mereka yang gak menunggu para lelaki menyelesaikan masalah mereka, baik persoalan teknis di ruman maupun soal pendidikan anak dan keuangan keluarga.

Tetangga sebelah rumah saya, mampu mengurus dua anak usia TK, mengurus rumah tanpa pembantu, serta mengelola warung kecil-kecilan yang mulai berkembang.

Seorang ibu teman sekolah anakku harus mengurus tiga jagoan kecilnya yang heboh-heboh, sementara suaminya justru banyak bergantung juga padanya untuk hal-hal praktis seperti ke bengkel mobil.

Seorang temanku lagi, ibu dua orang anak yang ikut suaminya pindah-pindah ke berbagai negara, harus rela tidak punya karir, mengurus rumah dan keluarga sendiri, tapi masih sempat melakukan riset untuk tulisan-tulisannya yang menarik dan sedang merintis penulisan sebuah novel.

Betul-betul aku kagum dan terinspirasi. Merekalah seharusnya jadi tokoh-tokoh cerita tentang wanita masa kini.
Four thumbs up for them!

Nikmatnya menjadi Ibu #2

Setelah sekian lama gak posting....akhirnya bisa meluangkan waktu juga....
Nikmatnya menjadi ibu...sebenernya buanyak banget sampe susah nomerinnya satu persatu. Tapi yang kedua adalah....jadi selalu ada wajah mungil, lucu, yang menatap dengan kegembiraan tulus saat melihat aku menjemputnya pulang sekolah, atau saat melihatku pulang kerja.

Subhanallah nikmatnya....rasanya duit semilyarpun gak akan bisa menggantikan ekspresi kegembiraan yang tulus itu :)

Tuesday, June 7, 2011

Nikmatnya menjadi Ibu #1

Betul-betul merasakan dan menjalani apa yang disebut 'unconditional love'.


Sejak aku dititipi Allah seorang anak yang sangat rupawan dan cerdas, seluruh hidupku berubah. Betul-betul kenikmatan dan berkah bahwa aku menjadi Ibu, merasakan kasih sayang terhadap seorang anak, mengamati perkembangannya dengan terharu, Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Ternyata Kau buat kami menunggu selama 4 tahun agar kami betul-betul dapat mensyukuri nikmatMu ini, agar kami betul-betul siap merawat dan mendidiknya.

Setiap detik yang kucurahkan untuknya tak pernah terbersit ku harapkan balasan. Perjuanganku mengatur waktu sebaik mungkin antara urusan rumah tangga dan hobi serta pekerjaan sudah cukup terbayar dengan melihat pipnya yang bulat, hidungnya yang mungil, mendengar tawanya yang renyah.


Mencintainya dengan demikian demikian tulus telah membuatku memandang dunia dengan cara yang berbeda. Kulihat dunia dengan kepolosan mata seorang anak kecil. Karena hanya dengan demikianlah aku dapat memahaminya, bermain dengannya, memasuki dunianya.

Mencintainya membuatku belajar bahwa yang diperlukan setiap orang di dunia ini adalah cinta. Itu saja. Maka dunia akan menjadi tempat yang indah.