care to visit my other blog?

care to visit my other blog?
my studies, thoughts, and ideas in English Language Learning

Monday, June 25, 2012

Yuk mewarnai bareng si kecil!

Secara saya ini dari kecil suka menggambar, terus kuliah di jurusan arsitektur pula, jelas-jelas lah bahwa menggambar itu hobi saya.
Tidak ada niat sama sekali menurunkan minat tersebut pada si buah hati.
Tapi alhamdulillah ternyata si kecil sekarang sukaaa sekali menggambar.


 

Kalau mewarnai bagaimana?
Si kecil gak suka mewarnai pada awalnya. Sejak masuk TK B, barulah saya daftarkan dia di kursus melukis yang diadakan sekolahnya.
Tadinya sempat khawatir, apakah kursus ini akan 'membunuh' kreatifitasnya.
Tapi sebelum saya daftarkan si kecil ikut kursus, saya tanya dulu apakah dia mau atau tidak.
Karena tampaknya dia berminat sekali, maka jadilah...ikut kursus seminggu sekali.

Namanya juga udah ikut kursus, adalah harapan-harapan yang timbul agar si kecil saya itu bisa ikut lomba mewarnai dan bisa menang.
Tapi kalau diperhatikan, dia ternyata masih kalah jauh ketrampilan mewarnainya di banding teman-temannya (yang ternyata sudah ikut les sejak tahun lalu).

Alhamdulillah saya masih bisa menahan diri, tidak pernah mengkritik hasil karya si kecil, ataupun memaksanya mewarnai lebih baik. Saya pikir kan segala sesuatu itu proses, dan biarkan proses itu berjalan alami.

Lalu suatu kali saya sempatkan diskusi dengan sang guru lukis.

Saya: "Pak, Hanif mewarnainya belum terlalu rapi ya."
Guru: "Iya, gak pa pa bu. Tapi kemajuannya kelihatan dalam hal konsentrasi dan ketekunan. Dulu waktu baru ikut les, Hanif sering main-main, bercanda-bercanda. Sekarang dia tekun menyelesaikan tugas mewarnainya. "

Alhamdulillah, sang guru lukis ternyata punya visi mendidik yang insya allah baik. Tidak memaksa si anak. Memang sih beliau juga mengajarkan teknik-teknik mewarnai yang kemungkinan membuat seorang anak bisa juara dalam lomba mewarnai, tapi untungnya dia tidak paksakan hal itu pada semua anak.

Terhadap anak saya dia paham bahwa tahapannya adalah melatih ketekunan dan konsentrasi.
Dan kebetulan cocok sekali ini dengan prinsip saya untuk tidak memaksakan anak ikut lomba-lomba yang tidak perlu atau yang belum saatnya. 

Sejak itu saya semakin semangat menemani si kecil mewarnai. Karena ternyata itu bisa jadi 'quality time' yang menyenangkan buat kami berdua, serta banyak aspek edukasinya, seperti antara lain: melatih ketekunan, konsentrasi (karena kan gak boleh keluar garis), juga motorik halus, belum lagi sense of art nya.

So...mari hari libur ini kita gak usah jalan-jalan ke mall, tapi main aja di rumah...mewarnai bareng si kecil!

Sunday, June 24, 2012

Your children need your presence more than your presents

Apakah yang paling dibutuhkan oleh anak-anak kita?
Rasanya para orang tua di kota-kota besar semakin disibukkan oleh tuntutan memenuhi kebutuhan si buah hati.
Mainan edukatif, pakaian yang lucu dan cantik, film, jalan-jalan ke tempat wisata, les robotik, les ini dan itu....daftarnya begitu panjang.

Saya sendiri mengalami.
Membelikan ini dan itu untuk anak saya.
Itupun rasanya masih kurang terus.
 
Tapi saya sadar juga, bahwa seringkali saya membelikan beberapa mainan yang cukup mahal sebagai upaya saya 'mengurangi dosa', meminimalisir rasa bersalah karena telah meninggalkannya bekerja untuk beberapa jam.

Alhamdulillah, sekarang sih saya masih bisa mengatur waktu agar tetap banyak berada di sampingnya, alih-alih membelikannya banyak mainan.

Setujukah anda bahwa saat kita membelikan mainan-mainan seringkali dengan perasaan bersalah karena telah meninggalkan si kecil, atau dengan harapan keberadaan mainan itu bisa menggantikan peran dan kehadiran kita terutama sebagai orang tua?

Saya gak sengaja menemukan quote berikut saat browsing di internet. Tepat sasaran banget.
Langsung kena, gak bisa ngeles. Berikut quote/ kutipan kalimat bijaksana tersebut:

"Your children need your presence more than your presents"

So true. Dan aku sendiri juga sudah merasakan, dan menikmati hadir di sisi si kecil, menemaninya bermain lego, ular tangga, ataupun nonton film kartun lucu dan tertawa terbahak-bahak bersama.

Dan kehadiran kita berarti rasa sayang, perhatian, dan juga kesempatan kita mengenali betul si buah hati. Mengenali bagaimana dia berkomunikasi, bagaimana dia berimajinasi, bagaimana dia bereaksi terhadap sesuatu hal. What a precious moment. 

Jadi.....sama gak? Gak bisa ngeles kan?
Mungkin kita perlu evaluasi sedikit apakah perlu kita memberikan hadiah-hadiah mainan yang berlebihan.
Tidak mau membelikan bukan karena tidak mampu, tapi karena kita punya pilihan yang lebih baik. :)

Menjaga anak dari pengaruh negatif lingkungan terdekat

Setuju gak bahwa kita gak bisa memilih siapa tetangga kita, atau siapa teman-teman anak kita?
Padahal mungkin gak semua cocok dengan 'gaya' kita, dalam arti, latar belakang pendidikan orang tua, latar belakang budaya dan kebiasaan, sudah pasti menimbulkan 'bentrokan' kecil atau minimal 'friction'.

Contoh sederhana, saya sedang membiasakan anak saya sholat teratur, dengan kegiatan terjadwal. Gak terlalu ketat sih jadwalnya, sangat longgar malah, tetapi tujuannya membiasakan anak saya paham arti waktu dan paham bahwa setiap kegiatan ada waktunya masing2.

Sayangnya anak tetangga saya terdekat, yang paling sering main sama dia, gak punya jadwal seperti ini. Paling minim makan dan mandi aja ada jadwalnya.

Alhasil, saya sesekali harus meminta mereka pulang karena anak saya sudah harus tidur siang, atau harus belajar. Alhamdulillah, anak saya sih gak masalah, gak pernah merengek sama sekali dan menjalankan aturan dengan senang hati. Tapi sangat disayangkan bahwa anak tetangga ini ya dengan jelas-jelas lanjut main ke rumah tetangga lainnya.

Satu contoh lagi, si anak ini juga beberapa kali menggunakan kata-kata yang belum sewajarnya digunakan oleh anak seusianya (6 tahun), seperti 'pacaran' dan 'hamil'.Ooops. Saya super kaget dan langsung menegurnya. Meskipun mungkin ia juga gak paham arti kata-kata tersebut.

Lalu saya curhat pada seorang teman yang sudah 'senior' dan menurut saya ibadah nya baik serta selalu positif pola pikirnya. Dan dengan mengejutkan dia memberi solusi demikian:

Kita tidak mungkin melindungi 100 persen anak kita dari pengaruh lingkungan. Maka cara paling efektif adalah mengubah lingkungan itu sedikit-demi sedikit menjadi lebih baik. Ajarilah anak tetanggamu itu perilaku yang baik. Siapa tahu dia berubah dan bukan tidak mungkin kebaikan itu meluas ke lingkungan yang lebih besar. Kan itu ibadah yang baik sekali untuk kita. 

Masya Allah. Indah sekali konsep sahabat saya itu. Sementara selama ini saya berpikir bahwa orang tua si anak lah bertanggung jawab, bukan urusan saya sama sekali anaknya memperoleh pendidikan seperti apa.

Tapi ini cara berpikir yang sangat berbeda menurut saya. Dan terus terang masih susah saya terima. Lha wong saya mendidik anak sendiri aja dengan segenap enerji dan kasih sayang, masak masih disuruh mendidik anak orang lain.

Tapi argumen sahabat saya itu jelas gak bisa dibantah. Betul gak?
Hmmm sampai saat inipun saya masih pada tahap merenungkan....belum bisa menerapkan....doakan ya teman-teman :)

Tuesday, June 5, 2012

Olive oyl .... and Popeye

Gara-gara beberapa hari ini mencoba masak sendiri, dengan tujuan agar hidup lebih sehat maka jadilah saya mencari-cari info tentang minyak zaitun.

Hehe maaf ya kalo judul postingannya misleading dikit.
Maksudnya mau share tentang olive oil/ minyak zaitun dan juga bayam (maksadotkom)
Tapi bayamnya di next postingan aja yaaa.

Ternyata olive oil/ minyak zaitun yang sering kita temui di supermarket, terutama yg merknya Borges itu hadir dalam tiga jenis.
Tadinya saya pikir sama aja, ternyata nggak lho, dan pemanfaatannya juga harus sesuai.

Berikut ini jenis2nya:
1. Extra virgin olive oil
hanya melalui satu kali proses pemerasan , jadi 'virginitas' nya masih tinggi, sehingga inilah jenis yang paling hebat khasiatnya, Tetapi bau dan rasanya masih tajam, jadi untuk yang baru pertama kali mengkonsumsi atau belum terbiasa, bisa rada 'kaget'. Dan karena tingkat kemurniannya yang tinggi maka jangan digunakan untuk memasak. Gunakanlah untuk salad dressing atau diminum langsung.

2. Extra light olive oil
artinya sudah melalui beberapa kali proses pemerasan, dan pemanfaatan yang paling tepat adalah untuk memasak, menumis, menggoreng.

3. Pure olive oil
sudah melalui banyak proses pemerasan sehingga bau dan rasanya paling ringan. Mungkin paling baik untuk mereka yang baru mulai mengkonsumsi olive oil.

Nah, kalo manfaatnya sendiri apa ya?
Nih dia ringkasannya.

1. Kadar kolesterol 0, dan menaikkan kadar lemak baik/HDL serta menurunkan kadar lemak jahat/LDL
2. Mengandung polifenol yang dapat membantu mengurangi resiko timbulnya kanker.

banyak juga sih makanan sehat lain yg mengandung polifenol, bukan hanya olive oil.

tapi intinya, gak ada gunanya ganti minyak dengan minyak zaitun kalo gaya hidup dan pola makan tetap sama ya. Hehehe.
Well, for me at least it's a start, goreng telur dan numis sayuran pake extra light olive oil :)
mau coba juga? tetap enak kok rasanya. Selamat mencoba.

(Bayamnya Popeye menyusul ya)

Sumber: www.okefood.com, www.thibbun.com